Maret datang dengan langkah pelan
Angin berbisik lirih di jendela
Seakan membawa kenangan pudar
Yang tak lagi ingin kuingat
Tak ada semangat di pagi buta
Mentari pun enggan menyapa
Hanya gemuruh di dada
Hampa yang tak kunjung reda
Aku berjalan di lorong sepi
Tanpa arah, tanpa arti
Seakan dunia kehilangan warna
Dan aku, kehilangan diri
Maret tak pernah sehangat dulu
Kini hanya dingin yang menggema
Meninggalkan luka yang tak kasat mata
Sedih yang terpendam, mendalam