Seratus Tahun Bersamamu

Aku mengenalmu, sebenarnya, telah lama berlalu
Saat hati masih malu, dan waktu belum berpihak padaku
Hanya mampu menyukaimu dari kejauhan
Menyimpan rasa dalam diam, dalam desah pekerjaan dan perjalanan

Kau pun melangkah dalam hidupmu sendiri
Seperti dua bintang berjalan dalam langit berbeda,
bercahaya namun tak bersentuhan

Lalu waktu mempertemukan lagi,
Tahun lalu, saat mataku menangkap senyummu sekali lagi
Aku mendekat, dan kau tak menolak
Tapi aku menghilang, bukan karena tak ingin
Namun karena takut menjadi luka dalam harimu yang tenang

Aku tahu, ada banyak mata yang juga menatapmu
Dan aku hanya lelaki pengembara, berpindah kota, berpindah rindu
Namun kini aku kembali, tak ingin menjadi bayang-bayang
Aku datang dengan keberanian, bukan sekadar harapan

Karena dalam dirimu kutemukan cermin
Wanita tangguh yang penuh kasih,
Yang sederhana namun hangat,
Dan dalam hidupmu, aku merasa pulang

Kini aku memilikimu
Dalam lelapmu, dalam senyummu, dalam doa yang tak bersuara
Aku tak ingin apa-apa lagi,
Kecuali waktu yang memihak pada kita

Seratus tahun bersamamu,
Bukan hanya janji, tapi harap yang kutitipkan pada langit
Dan pada Sang Esa,
Tentang kita yang tak lagi berjalan sendiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *