Lima Puluh
Perjalananku telah masuki setengah abad Jejak-jejak waktu terukir di wajahkerut-kerut halus bercerita lirihtentang tawa, luka, dan perjuangan yang tak letih
Bertutur Dalam Goresan
Perjalananku telah masuki setengah abad Jejak-jejak waktu terukir di wajahkerut-kerut halus bercerita lirihtentang tawa, luka, dan perjuangan yang tak letih
Jogja, Hati yang Tak Pernah Pergi Di bawah langit teduh Jogja,langkah-langkah kenangan berpijak di aspal tua.Sepanjang Malioboro yang ramai,angin membawa
Aku tahu semuanya telah berakhir, tak ada lagi yang tersisaAku tahu, kini kamu telah memiliki yang lainKarena aku tahu, banyak
Memandangmu, aku terperosok ke dalam jurang cinta Kamu, melati berduri, indah namun penuh bahaya Terpesona, namun harus berhati-hati Salah petik,
Kelakar kita dulu datang menjenguk lewat bayangmu mendekap sepiku membawa diriku jauh sekali ke hulu memapah rindu dalam sendu yang
Aku memanggilmu sayang Karena bayangmu begitu merondai sekian lekuk waktu dan sejuta harap yang membalutku Sayangku tanpa tahumu kau kudendangkan
Kutahu tak ada yang dapat menunda ajal Kutahu batas usia tak bisa melampaui takdir Kutahu semua sudah ketentuan yang pasti
Padamu Disana ingin kuceritakan tentang mimpi mimpiku tentang nyanyi sunyiku entang lantung doaku kepadamu Namun aku tak sanggup melewati tatap
Malam ini aku begitu rindu candamu Sedang kutahu kini kau tak sendiri lagi Namun bayangmu tak kuasa kuhalau Dari rimbun
Sungguh telah begitu jauh kita berlayar di telaga rindu Tanpa janji akan di tepian mana kita berlabuh Atau akan kita